Minggu, Mei 25, 2014

London, you are my serendipity.

write by uwah uswahasanah di 11:03 AM 2 komentar




“Waiting for your..call I'm sick, call I'm angry
Call I'm desperate for your voice
Listening to the song we used to sing in the car
Do you remember butterfly early summer
It's playing on repeat, just like when we would meet…”
(Secondhand Serenade – Your Call)

            Its should be a good day, with good song and good coffee. But I’m alone, siting here with my guitar. Ya, aku menikmati langit sore ini dari dinding kaca kamar lantai 9 apartement dengan memainkan gitar, beristirahat dari novel yang aku baca sejak 2 jam lalu. Call me over-thinker, because I’m always thinking about someone, everytime, in a busy-and-have-fun time. I always thinking about him. Dan tiba-tiba handphone yang sedari 2 jam lalu tidak mengeluarkan suara itu berdering, sebuah line message.

“sayang, aku uda nyampe Liverpool ya"

Itu Line dari pacarku yang sekarang berkuliah di London, hari ini dia akan menonton live pertandingan Liverpool entah melawan siapa, aku tidak begitu mengerti. Dan aku hanya menjawab dengan kata-kata seadanya.

“iya, have fun ya"

Sejak 6 bulan yang lalu, Alby (iya nama pacarku itu Alby) bertolak ke London untuk melanjutkan kuliahnya, tepatnya di The Imperial College of Science, bisa ditebakkan dia mengambil kuliah apa disana. Awalnya aku tidak begitu setuju kenapa dia harus memilih London, tapi karena semua keluarganya pindah kesana, aku bisa apa?

Aku ingat betul bagaimana dia bercerita tentang indahnya kota London, dan berkata bahwa suatu hari dia akan membawaku kesana. Hampir setiap kali dia pergi menjelajahi kota London, dia akan mengirimkan foto dan bercerita dengan semangat, katanya untuk merayuku agar mau menyusulnya kesana.

Pernah suatu ketika dia pergi ke Menara Big Ben yang berada disepinggiran Sungai Thames yang membelah kota London itu, dia mengabadikan kota London dari London Eye, mengirimkannya untukku, agar aku melihat apa yang dia lihat disana dan lagi-lagi dia mengatakan hal yang sama.

“Someday, I will bring you here, melihat kota London yang membuatku jatuh cinta sejak pertama kali aku menginjakan kaki disini” dan aku hanya berharap bahwa itu akan menjadi kenyataan kelak.

London Eye

Selain alasan itu, aku memang pernah bercerita kepada Alby kalo aku ingin sekali ke Stoneheng, yang berada di dekat London, aku tidak tau kenapa aku jatuh cinta dengan Stoneheng yang hanya berisi batu-batu. Dan lagi-lagi dia berjanji akan membawaku kesana jika aku menyusulnya ke London. Lagi-lagi London. Alby juga menceritakan ketika dia melewati Tower Bridge, bagaimana indahnya saat malam hari. Jujur, aku ingin sekali kesana, bukan hanya karena keindahan London, tapi Alby-ku ada disana. Iya, Alby-ku ada di London.

 
Stoneheng

Aku adalah  tipe orang yang tergila-gila dengan sejarah dunia, itu juga alasan kenapa aku ingin sekali berkeliling Eropa, karna negara-negara Eropa memiliki sejarah yang paling banyak dan terkenal seantero dunia. Aku sempat berpikir, kenapa aku tidak memulainya dari England ? ah, lagi-lagi juga karena ada Alby disana. Bagaimana bisa aku tidak menginginkan bertemu dengannya setelah 6 bulan terakhir kali aku melihatnya, mengantarkannya ke Airport untuk bertolak ke London.

London 

Alby tidak pernah lelah untuk merayuku agar secepatnya menyusul ke London, lagi dan lagi, iya “lagi” dia mengirimkan ku foto-foto dan bercerita tentang kunjungannya ketempat-tempat bersejarah penuh seni yang ada di London, Catedral St Paul yang menjadi icon dan mendomisili langit London. Benteng Windsor, Hampton Court palace yang merupakan bekas kediaman Raja Henry VIII yang memperluas dan mengembangkan istana tersebut. Istana kerajaan ini berada di barat daya kota London, memiliki perabotan istana yang menakjubkan, permadani dan lukisan. Di dalamnya juga ada kebun seluas 60 hektar yang meliputi labirin terkenal dan Great Vine. 


St Paul's Cathedral

Alby juga mengunjungi Istana Kensington yang dibentuk oleh generasi perempuan kerajaan dari Queen Mary ke Victoria dan baru-baru ini Diana, Princess of Wales. Istana ini memiliki beberapa taman dengan gaya elegan seperti Sunken Garden. Dia juga mengunjungi 30 St Mary Axe (The Gherkin), Hunterian Museum, Museum of London, Buckhingham Palace, National Portrait Gallery, St. Martin-in-the-Fields Church, Sherlock Holmes Museum and many more. Itu adalah list yang pernah aku tulis dalam rencana masa depanku. Yang membuatku tidak habis pikir adalah, Alby mengingat semuanya. Dan dia mendatangi semuanya dalam 2 bulan pertama dia tinggal disana,, masih dalam rangka menarikku kesana. Ah seandainya aku bisa, aku akan menyusulmu kesana, Bi.

Sherlock Holmes Museum

Aku membayangkan betapa bahagianya Alby sekarang menonton bola secara live di Anfield, even ini bukan the first time-nya karena dia sudah menonton Chelsea di Stamford Bridge yang merupakan club favoritnya itu berkali-kali. Tapi karena dia penggila bola, setiap menonton bola (entah club apapun itu asalkan dari Inggris) adalah menyenangkan baginya, dan melihat kehebohan dia saat menonton bola adalah favoritku. Ya, you can call me crazy, but its true. I’m crazy for him. aku bukan tipe cewek kebanyakan yang bete ditinggalkan pacar untuk begadang semalam suntuk menonton bola atau seharian bermain FIFA, karena aku menyukai Alby saat melakukan semuanya, menonton bola dan bermain FIFA.

Stamford Bridge

Tidak terasa aku menghabiskan secangkir Cappuccino dalam mug bertuliskan Serendipity pemberian Alby, mug favoritku. Ah, apasih yang tidak menjadi favoritku yang berhubungan dengan Alby. Bahkan aku merindukan bagaimana dia menatapku dan bau tubuhnya yang khas, aku merindukannya. Semuanya. Aku kembali memetikkan jariku, dan menyanyi dengan sedikit menggumam.

mug serendipity


Surrounding me just like the wind
'Cause you're the one who makes me sing
Help me find myself like how I found you oh
I need you so we can live happily too ohh
I just want you…
(AJ Rafael- I just want you)

Aku sedikit terlelap saat aku mendengar handphone ku bordering, Line Call dari Alby. Aku melirik jam yang menunjukan pukul 10.15 PM, yang artinya pukul 4.15 PM waktu di Liverpool.

“sayang, kamu udah tidur ya? Maaf ya aku ganggu kamu. Aku jadinya nginep di Liverpool, dan besok pagi baru balik ke London, nanti aku kabarin kamu oke. Good night ya, I love you”

“I love you too baby, take care ok” dengan suara lirih karena masih mengantuk aku melanjutkan tidurku.

            Nasib long-distance relationship yang berbeda zona waktu 6 jam, membuat aku dan Alby agak sedikit kesulitan untuk berkomunikasi awal-awal kepindahannya ke London. Tapi lama kelamaan, kami terbiasa dan menemukan cara lain, entah itu aku yang akan begadang atau dia, setidaknya itu satu-satunya cara membuat long-distace work for us. I miss him so damn much. Aku merindukan demtingan 'lullaby' dari kelentikan jarinya, alunan nada suaranya saat menyanyikan 'Almost is Never Enough"-nya Arianne dan kami menyanyikkannya bersama-sama. Menikmati langit sore dengan piknik-piknik lucu dengan bekal seadaanya dan menghabisnua dengan mengobrol banyak tentang hari-hari kami. Aku merindukan semua tentang dia. Aku akan menyusulnya.

Liverpool City Hall


            Alby sekarang sudah kembali ke London, dan kami mengobrol semalaman suntuk, semalaman untuk ukuranku di Jakarta mengingat besok sabtu jadi tidak masalah untuk tidak tidur. Dia menceritakan bagaimana dia mengagumi kota Liverpool dengan keindahan bangunan-bangunan tua yang membuat Liverpool menjadi  European Capital of Culture di tahun 2008 oleh UNESCO. Dia juga mampir ke The Beatles Story, band legendaris favorite Alby, dimana setiap tempat di Liverpool semuanya memutar lagu The Beatles katanya. Dan apalagi yang tidak akan dilupakan oleh Alby yaitu mengunjungi Anfield, yang merupakan salah satu kuil sepakbola paling terkenal di muka bumi, entahlah aku tidak terlalu mengerti tentang sejarah persepak-bolaan dunia. Minggu depan Alby akan ke Manchester, dan aku akan mendengarkan lagi bagaimana isi Manchester. Ah Alby, sesungguhnya aku sudah sangat tertarik untuk menyusulmu kesana. Tapi bagaimana lagi aku harus menjelaskannya, ah sudahlah.
           

Manchester City Town Hall

Manchester, selain kunjungannya ke Universitas Manchester, tujuan utamanya adalah di hari yang sama ada pertandingan Manchester United entah melawan apa di Old Trafford. Dan tidak ketinggalan untuk mampir ke Stadion Etihad. Dasar penggila bola, dia kan bisa kesana lagi kapan-kapan, setidaknya dengan mengajakku even aku tidak mengerti apa-apa tentang bola. Ah, aku mulai kesal dengan ceritanya, kesal dengan alasan kenapa aku tidak bisa menyusulnya kesana. Ditambah lagi dia mengunjungi Teater Palace Manchester, Piccadilly Gardens, Museum of Science & Industry, The Manchester Museum,  dan John Rylands Library. Itu juga termasuk dalam list ku jika someday aku bisa berkeliling Inggris.

Old Trafford


Alby juga sudah menginjakan kakinya ke Oxford University, universitas dimana tadinya akan aku masuki, tapi seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, aku punya alasan kenapa aku tidak bisa ke Inggris. Alasan yang mungkin tidak masuk akal untukku, tapi harus aku turuti.

            Time flies, sudah hampir setahun Alby tinggal di London, Line call and video call, baik itu Line or Skype its not enough for me and him. How do I say I miss him and hope to meet up one day soon in London ? Aku harus mencari cara untuk bisa kesana. Bagaimanapun aku harus bisa membujuk mama untuk mengijinkanku kesana, menempuh berpuluh jam didalam pesawat. Satu-satunya alat transportasi yang dibenci mama, yang membuatnya trauma setengah mati. Papa adalah salah satu korban hilangnya pesawat Adam Air  boeing 737 pada tanggal 1 Januari 2007 silam, ketika itu papa mendapat tugas dinas ke Makassar, setelah sebelumnya mendapat tugas di Surabaya. Hari itu papa menelpon mama seolah itu terakhir kalinya mereka saling bicara, aku ingat betul kata-kata papa waktu itu.

“Tira, papa lanjut tugas ke Makassar untuk 3 bulan, papa kangen sama kalian disana. Baik-baik ya selama papa tinggal, jaga mama dan ade ya nak, papa sayang Tira”

            Kepada mamapun papa mengatakan hal yang sama, dia menitipkanku dan Tasya, adikku kepada mama seolah-olah dia tidak akan pernah pulang. Dan ketika nama papa disebutkan dalam berita hilangnya Adam Air  boeing 737 di Selat Majene, Sulawesi itu membuat mama shock dan mama dirawat dirumah sakit selama 2 minggu. Sejak saat itu, baik mama ataupun aku, tidak dibolehkan menaiki pesawat, apapun jenisnya. Setelah 7 bulan pencarian bangkai pesawat yang masih simpang siur kenapa pesawat Adam Air  boeing 737 itu jatuh, ditemukan kedua black box ( dua black box? Ya, black box setiap pesawat memang ada 2 yaitu 1 Flight Data Recorder dan 1 Cockpit Voice Recorder) berhasil diangkat dari dasar laut. Investigasi menunjukkan bahwa komponen pesawat yang bernama IRS (Inertial Refference Systems) mengalami kerusakan. IRS berfungsi sebagai sistem navigasi pesawat, yang menghitung posisi koordinat pesawat ketika terbang. Tapi apapun alasannya, mama tidak bisa menerima bahwa papa sudah tidak ada. Dia tetep menganggap bahwa pesawatlah yang membunuh papa. Aku bahkan tidak tahu harus berbuat apa agar amam mengubah pikirannya tentang itu, dan membiarkanku naik pesawat menuju London.

            Berbagai cara aku lakukan, aku ingin membuktikan kepada mama bahwa tidak semua pesawat akan jatuh. Tapi berita hilangnya pesawat Boeing 777-200 milik Malaysia Airline membuat rencanaku gagal dan menunda keberangkatanku ke London, karena mama tetap saja melarangku menaiki pesawat. Hampir 2 tahun sekarang aku belum bertemu Alby, kerinduanku sudah memuncak, keinginanku untuk mengunjungi Inggris sudah menggebu-gebu karena semua cerita Alby yang tidak ada habisnya. Aku akui bahwa usahanya selama hampir 2 tahun sangat luar biasa, dan aku akan memberikan surprise padanya dengan datang kesana tanpa pemberitahuan apapun. Its will be the best surprise ever, right ?

Hello world, Hope you're listening
Forgive me if I’m young, For speaking out of turn
There’s someone I’ve been missing
I think that they could be…The better half of me
They’re in the wrong place trying to make it right
But I’m tired of justifying
So I say to you..
Come home…Come home
Cause I’ve been waiting for you
For so long…For so long
Right now there's a war between the vanities
But all I see is you and me
The fight for you is all I’ve ever known
So come home…
(Onerepublic – Come Home)

            Suffle lagu dari iTunes membuatku terpaku beberapa saat, setelah aku menyadari ada Line Call dari Alby.

“Its too early for the call, right? Pukul 10 pagi artinya jam 4 subuh di kamu?”

“Tira..”

“Ay ?” (ini bukan berarti ayang or something like that, tapi kebalikan dari kata Ya, FYI)

“We need to talk” entah kenapa jantungku berdetak cepat seketika, aku benci mendengar kalimat itu. Pasti hal serius jika dia menelponku sepagi ini.

"I think we need some space, for a while"

"why? Alby kamu lagi dimana sih?"

"ya gapapa, mungkin kita mesti mikirin lagi hubungan kita, kamu tau kan aku ga bakal balik ke Indonesia lagi" 

“Bi..are you ok?”

“Ya, I’m ok."

“Aku yang akan kesana sayang. Please tunggu aku kesana ya” aku sudah terisak sejak 10 menit yang lalu.

“You don’t need to come here, Tir"

“Kamu kalah sama jarak?”

“For sure, its not just about distance”

“You find someone else?”

“it’s the best way for us, trust me sometimes long-distance is never work” aku tahu suara nafas itu, aku tahu dia menahan air matanya.

“I trust you, just give me a time. I will be there ok”

“Tir, its hard for me ok”

"you think is easy for me?"

"lets make its easy for us, ok?"

"Bi, after all this time. after all the things we did, and you wanna give up?" Aku terisak

"ok, i will make it easy for you Tir, i find someone else"

“After you say you love me last night and now you say you find someone else ?”

“aku uda mikirin semuanya, dan ini keputusan aku. Kita uda ga bisa sama-sama, maafin aku Tir”

“I can’t forgive you, for sure” aku memandang tiket yang ada ditanganku, tiket ke London. Yang tadi akan aku foto dan kukirimkan ke Alby. Aku hanya bisa menangis dalam diam. And its over. After all this time, after all the things our did, its just, over.

“how could you hurts somebody
when you said that you need me so
how could you leave somebody
when you said that you love me so
first time you said that i was yours
you change my life around
loving you is like living in heaven
but the day when you broke my heart
i felt from up above
you told me how sorry you were..”
(Glenn Fredly – Hurt So Bad)

            Tapi aku akan tetap pergi ke London, dengan atau tanpamu Bi. London, its gonna be something that always remember me of someone who fails to keep his promise(s).” ucapku lirih dalam hati.

“I'm sorry, I'm really a mess right now
I'm trying my best to get it together somehow
I can't see this way, locked up in this pain that you left me
I'm unraveling, looking for things that'll never be
Stars fade away they just crash into space
Disappear from the light like you and I
Tell me where love goes when it's gone
Tell me where hearts go when they go wrong..”
(Haley Reinhard – Undone)







 

PISTANTHROPHOBIA Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos