“Waiting for your..call I'm sick, call I'm angry
Call I'm desperate for your voice
Listening to the song we used to sing in the car
Do you remember butterfly early summer
It's playing on repeat, just like when we would meet…”
(Secondhand
Serenade – Your Call)
Its should be a good day, with good song and good coffee.
But I’m alone, siting here with my guitar. Ya, aku menikmati langit sore ini
dari dinding kaca kamar lantai 9 apartement dengan memainkan gitar, beristirahat
dari novel yang aku baca sejak 2 jam lalu. Call me over-thinker, because I’m
always thinking about someone, everytime, in a busy-and-have-fun time. I always
thinking about him. Dan tiba-tiba handphone yang sedari 2 jam lalu tidak
mengeluarkan suara itu berdering, sebuah line message.
“sayang, aku uda nyampe
Liverpool ya"
Itu
Line dari pacarku yang sekarang berkuliah di London, hari ini dia akan menonton
live pertandingan Liverpool entah melawan siapa, aku tidak begitu mengerti. Dan
aku hanya menjawab dengan kata-kata seadanya.
“iya, have fun ya"
Sejak
6 bulan yang lalu, Alby (iya nama pacarku itu Alby) bertolak ke London untuk
melanjutkan kuliahnya, tepatnya di The Imperial College of Science, bisa
ditebakkan dia mengambil kuliah apa disana. Awalnya aku tidak begitu setuju
kenapa dia harus memilih London, tapi karena semua keluarganya pindah kesana,
aku bisa apa?
Aku
ingat betul bagaimana dia bercerita tentang indahnya kota London, dan berkata
bahwa suatu hari dia akan membawaku kesana. Hampir setiap kali dia pergi
menjelajahi kota London, dia akan mengirimkan foto dan bercerita dengan semangat,
katanya untuk merayuku agar mau menyusulnya kesana.
Pernah
suatu ketika dia pergi ke Menara Big Ben yang berada disepinggiran Sungai
Thames yang membelah kota London itu, dia mengabadikan kota London dari London
Eye, mengirimkannya untukku, agar aku melihat apa yang dia lihat disana dan
lagi-lagi dia mengatakan hal yang sama.
“Someday, I will bring
you here, melihat kota London yang membuatku jatuh cinta sejak pertama kali aku
menginjakan kaki disini” dan aku hanya berharap bahwa itu akan menjadi
kenyataan kelak.
London Eye
Selain
alasan itu, aku memang pernah bercerita kepada Alby kalo aku ingin sekali ke
Stoneheng, yang berada di dekat London, aku tidak tau kenapa aku jatuh cinta
dengan Stoneheng yang hanya berisi batu-batu. Dan lagi-lagi dia berjanji akan
membawaku kesana jika aku menyusulnya ke London. Lagi-lagi London. Alby juga
menceritakan ketika dia melewati Tower Bridge, bagaimana indahnya saat malam
hari. Jujur, aku ingin sekali kesana, bukan hanya karena keindahan London, tapi
Alby-ku ada disana. Iya, Alby-ku ada di London.
Stoneheng
Aku
adalah tipe orang yang tergila-gila
dengan sejarah dunia, itu juga alasan kenapa aku ingin sekali berkeliling
Eropa, karna negara-negara Eropa memiliki sejarah yang paling banyak dan
terkenal seantero dunia. Aku sempat berpikir, kenapa aku tidak memulainya dari
England ? ah, lagi-lagi juga karena ada Alby disana. Bagaimana bisa aku tidak
menginginkan bertemu dengannya setelah 6 bulan terakhir kali aku melihatnya,
mengantarkannya ke Airport untuk bertolak ke London.
London
Alby
tidak pernah lelah untuk merayuku agar secepatnya menyusul ke London, lagi dan
lagi, iya “lagi” dia mengirimkan ku foto-foto dan bercerita tentang
kunjungannya ketempat-tempat bersejarah penuh seni yang ada di London, Catedral
St Paul yang menjadi icon dan mendomisili langit London. Benteng Windsor, Hampton
Court palace yang merupakan bekas kediaman Raja Henry VIII yang memperluas dan
mengembangkan istana tersebut. Istana kerajaan ini berada di barat daya kota
London, memiliki perabotan istana yang menakjubkan, permadani dan lukisan. Di
dalamnya juga ada kebun seluas 60 hektar yang meliputi labirin terkenal dan
Great Vine.
St Paul's Cathedral
Alby
juga mengunjungi Istana Kensington yang dibentuk oleh generasi perempuan
kerajaan dari Queen Mary ke Victoria dan baru-baru ini Diana, Princess of
Wales. Istana ini memiliki beberapa taman dengan gaya elegan seperti Sunken
Garden. Dia juga mengunjungi 30 St Mary Axe (The Gherkin), Hunterian Museum, Museum
of London, Buckhingham Palace, National Portrait Gallery, St.
Martin-in-the-Fields Church, Sherlock Holmes Museum and many more. Itu adalah list yang pernah aku tulis
dalam rencana masa depanku. Yang membuatku tidak habis pikir adalah, Alby
mengingat semuanya. Dan dia mendatangi semuanya dalam 2 bulan pertama dia
tinggal disana,, masih dalam rangka menarikku kesana. Ah seandainya aku bisa,
aku akan menyusulmu kesana, Bi.
Sherlock Holmes Museum
Aku
membayangkan betapa bahagianya Alby sekarang menonton bola secara live di Anfield, even
ini bukan the first time-nya karena dia sudah menonton Chelsea di Stamford Bridge
yang merupakan club favoritnya itu berkali-kali. Tapi karena dia penggila bola,
setiap menonton bola (entah club apapun itu asalkan dari Inggris) adalah
menyenangkan baginya, dan melihat kehebohan dia saat menonton bola adalah favoritku.
Ya, you can call me crazy, but its true. I’m crazy for him. aku bukan tipe cewek
kebanyakan yang bete ditinggalkan pacar untuk begadang semalam suntuk menonton
bola atau seharian bermain FIFA, karena aku menyukai Alby saat melakukan semuanya,
menonton bola dan bermain FIFA.
Stamford Bridge
Tidak
terasa aku menghabiskan secangkir Cappuccino dalam mug bertuliskan Serendipity pemberian Alby, mug
favoritku. Ah, apasih yang tidak menjadi favoritku yang berhubungan dengan Alby.
Bahkan aku merindukan bagaimana dia menatapku dan bau tubuhnya yang khas, aku
merindukannya. Semuanya. Aku kembali memetikkan jariku, dan menyanyi dengan
sedikit menggumam.
mug serendipity
Surrounding me just like the wind
'Cause you're the one who makes me sing
Help me find myself like how I found you oh
I need you so we can live happily too ohh
I just want you…
(AJ Rafael- I just want
you)
Aku
sedikit terlelap saat aku mendengar handphone ku bordering, Line Call dari Alby.
Aku melirik jam yang menunjukan pukul 10.15 PM, yang artinya pukul 4.15 PM waktu
di Liverpool.
“sayang, kamu udah
tidur ya? Maaf ya aku ganggu kamu. Aku jadinya nginep di Liverpool, dan besok
pagi baru balik ke London, nanti aku kabarin kamu oke. Good night ya, I love
you”
“I love you too baby,
take care ok” dengan suara lirih karena masih mengantuk aku melanjutkan
tidurku.
Nasib long-distance relationship yang berbeda zona waktu
6 jam, membuat aku dan Alby agak sedikit kesulitan untuk berkomunikasi
awal-awal kepindahannya ke London. Tapi lama kelamaan, kami terbiasa dan
menemukan cara lain, entah itu aku yang akan begadang atau dia, setidaknya itu
satu-satunya cara membuat long-distace work for us. I miss him so damn much. Aku merindukan demtingan 'lullaby' dari kelentikan jarinya, alunan nada suaranya saat menyanyikan 'Almost is Never Enough"-nya Arianne dan kami menyanyikkannya bersama-sama. Menikmati langit sore dengan piknik-piknik lucu dengan bekal seadaanya dan menghabisnua dengan mengobrol banyak tentang hari-hari kami. Aku merindukan semua tentang dia. Aku akan menyusulnya.
Liverpool City Hall
Alby sekarang sudah kembali ke London, dan kami mengobrol
semalaman suntuk, semalaman untuk ukuranku di Jakarta mengingat besok sabtu
jadi tidak masalah untuk tidak tidur. Dia menceritakan bagaimana dia mengagumi
kota Liverpool dengan keindahan bangunan-bangunan tua yang membuat Liverpool
menjadi European Capital of Culture di
tahun 2008 oleh UNESCO. Dia juga mampir ke The Beatles Story, band legendaris
favorite Alby, dimana setiap tempat di Liverpool semuanya memutar lagu The
Beatles katanya. Dan apalagi yang tidak akan dilupakan oleh Alby yaitu
mengunjungi Anfield, yang merupakan salah satu kuil sepakbola paling terkenal
di muka bumi, entahlah aku tidak terlalu mengerti tentang sejarah
persepak-bolaan dunia. Minggu depan Alby akan ke Manchester, dan aku akan
mendengarkan lagi bagaimana isi Manchester. Ah Alby, sesungguhnya aku sudah
sangat tertarik untuk menyusulmu kesana. Tapi bagaimana lagi aku harus
menjelaskannya, ah sudahlah.
Manchester City Town Hall
Manchester, selain kunjungannya ke Universitas Manchester, tujuan utamanya adalah di hari yang sama ada pertandingan Manchester United entah melawan apa di Old Trafford. Dan tidak ketinggalan untuk mampir ke Stadion Etihad. Dasar penggila bola, dia kan bisa kesana lagi kapan-kapan, setidaknya dengan mengajakku even aku tidak mengerti apa-apa tentang bola. Ah, aku mulai kesal dengan ceritanya, kesal dengan alasan kenapa aku tidak bisa menyusulnya kesana. Ditambah lagi dia mengunjungi Teater Palace Manchester, Piccadilly Gardens, Museum of Science & Industry, The Manchester Museum, dan John Rylands Library. Itu juga termasuk dalam list ku jika someday aku bisa berkeliling Inggris.
Old Trafford
Alby
juga sudah menginjakan kakinya ke Oxford University, universitas dimana tadinya
akan aku masuki, tapi seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, aku punya
alasan kenapa aku tidak bisa ke Inggris. Alasan yang mungkin tidak masuk akal
untukku, tapi harus aku turuti.
Time flies, sudah hampir setahun Alby tinggal di London,
Line call and video call, baik itu Line or Skype its not enough for me and him.
How do I say I miss him and hope to meet up one day soon in London ? Aku harus
mencari cara untuk bisa kesana. Bagaimanapun aku harus bisa membujuk mama untuk
mengijinkanku kesana, menempuh berpuluh jam didalam pesawat. Satu-satunya alat
transportasi yang dibenci mama, yang membuatnya trauma setengah mati. Papa adalah
salah satu korban hilangnya pesawat Adam Air
boeing 737 pada tanggal 1 Januari 2007 silam, ketika itu papa mendapat
tugas dinas ke Makassar, setelah sebelumnya mendapat tugas di Surabaya. Hari itu
papa menelpon mama seolah itu terakhir kalinya mereka saling bicara, aku ingat
betul kata-kata papa waktu itu.
“Tira, papa lanjut
tugas ke Makassar untuk 3 bulan, papa kangen sama kalian disana. Baik-baik ya
selama papa tinggal, jaga mama dan ade ya nak, papa sayang Tira”
Kepada mamapun papa mengatakan hal yang sama, dia
menitipkanku dan Tasya, adikku kepada mama seolah-olah dia tidak akan pernah
pulang. Dan ketika nama papa disebutkan dalam berita hilangnya Adam Air boeing 737 di Selat Majene, Sulawesi itu
membuat mama shock dan mama dirawat dirumah sakit selama 2 minggu. Sejak saat
itu, baik mama ataupun aku, tidak dibolehkan menaiki pesawat, apapun jenisnya. Setelah
7 bulan pencarian bangkai pesawat yang masih simpang siur kenapa pesawat Adam
Air boeing 737 itu jatuh, ditemukan kedua
black box ( dua black box? Ya, black box setiap pesawat memang ada 2 yaitu 1
Flight Data Recorder dan 1 Cockpit Voice Recorder) berhasil diangkat dari dasar
laut. Investigasi menunjukkan bahwa komponen pesawat yang bernama IRS (Inertial
Refference Systems) mengalami kerusakan. IRS berfungsi sebagai sistem navigasi
pesawat, yang menghitung posisi koordinat pesawat ketika terbang. Tapi apapun
alasannya, mama tidak bisa menerima bahwa papa sudah tidak ada. Dia tetep
menganggap bahwa pesawatlah yang membunuh papa. Aku bahkan tidak tahu harus
berbuat apa agar amam mengubah pikirannya tentang itu, dan membiarkanku naik
pesawat menuju London.
Berbagai cara aku lakukan, aku ingin membuktikan kepada
mama bahwa tidak semua pesawat akan jatuh. Tapi berita hilangnya pesawat Boeing
777-200 milik Malaysia Airline membuat rencanaku gagal dan menunda
keberangkatanku ke London, karena mama tetap saja melarangku menaiki pesawat. Hampir
2 tahun sekarang aku belum bertemu Alby, kerinduanku sudah memuncak,
keinginanku untuk mengunjungi Inggris sudah menggebu-gebu karena semua cerita
Alby yang tidak ada habisnya. Aku akui bahwa usahanya selama hampir 2 tahun
sangat luar biasa, dan aku akan memberikan surprise padanya dengan datang
kesana tanpa pemberitahuan apapun. Its will be the best surprise ever, right ?
Hello world, Hope you're listening
Forgive me if I’m young, For speaking out of turn
There’s someone I’ve been missing
I think that they could be…The better half of me
They’re in the wrong place trying to make it right
But I’m tired of justifying
So I say to you..
Come home…Come home
Cause I’ve been waiting for you
For so long…For so long
Right now there's a war between the vanities
But all I see is you and me
The fight for you is all I’ve ever known
So come home…
(Onerepublic – Come Home)
Suffle lagu dari iTunes membuatku terpaku beberapa saat,
setelah aku menyadari ada Line Call dari Alby.
“Its too early for the
call, right? Pukul 10 pagi artinya jam 4 subuh di kamu?”
“Tira..”
“Ay ?” (ini bukan
berarti ayang or something like that, tapi kebalikan dari kata Ya, FYI)
“We need to talk” entah
kenapa jantungku berdetak cepat seketika, aku benci mendengar kalimat itu. Pasti
hal serius jika dia menelponku sepagi ini.
"I think we need some space, for a while"
"why? Alby kamu lagi dimana sih?"
"ya gapapa, mungkin kita mesti mikirin lagi hubungan kita, kamu tau kan aku ga bakal balik ke Indonesia lagi"
"I think we need some space, for a while"
"why? Alby kamu lagi dimana sih?"
"ya gapapa, mungkin kita mesti mikirin lagi hubungan kita, kamu tau kan aku ga bakal balik ke Indonesia lagi"
“Bi..are you ok?”
“Ya, I’m ok."
“Aku yang akan kesana
sayang. Please tunggu aku kesana ya” aku sudah terisak sejak 10 menit yang
lalu.
“You don’t need to come
here, Tir"
“Kamu kalah sama jarak?”
“For sure, its not just
about distance”
“You find someone else?”
“it’s the best way for
us, trust me sometimes long-distance is never work” aku tahu suara nafas itu, aku tahu
dia menahan air matanya.
“I trust you, just give
me a time. I will be there ok”
“Tir, its hard for me ok”
"you think is easy for me?"
"lets make its easy for us, ok?"
"Bi, after all this time. after all the things we did, and you wanna give up?" Aku terisak
"ok, i will make it easy for you Tir, i find someone else"
“After you say you love
me last night and now you say you find someone else ?”
“aku uda mikirin semuanya,
dan ini keputusan aku. Kita uda ga bisa sama-sama, maafin aku Tir”
“I can’t forgive you,
for sure” aku memandang tiket yang ada ditanganku, tiket ke London. Yang tadi
akan aku foto dan kukirimkan ke Alby. Aku hanya bisa menangis dalam diam. And
its over. After all this time, after all the things our did, its just, over.
“how could you hurts somebody
when you said that you need me so
how could you leave somebody
when you said that you love me so
first time you said that i was yours
you change my life around
loving you is like living in heaven
but the day when you broke my heart
i felt from up above
you told me how sorry you were..”
(Glenn Fredly –
Hurt So Bad)
Tapi aku akan tetap pergi ke London, dengan atau tanpamu
Bi. London, its gonna be something that always remember me of someone who fails
to keep his promise(s).” ucapku lirih dalam hati.
“I'm sorry, I'm really a mess right now
I'm trying my best to get it together somehow
I can't see this way, locked up in this pain that
you left me
I'm unraveling, looking for things that'll never be
Stars fade away they just crash into space
Disappear from the light like you and I
Tell me where love goes when it's gone
Tell me where hearts go when they go wrong..”
(Haley Reinhard –
Undone)