Kau bisa tertawa,
Kau bisa merasa menang.
Rasakan apapun sesukamu.
Entah angin apa yang datang.
Tapi keadaan saat itu,
Suara menangismu, hembusan nafas beratmu.
Saat memintaku untuk pergi.
Membayangkan semua itu palsu.
Perih.
Tapi aku merindumu.
Merindu kicauanmu memarahiku yang tidak bisa tidur sampai pagi.
Menyuruhku makan saat aku malas.
Menyemangatiku saat aku merasa lelah dengan kehidupanku yang begitu-begitu saja.
Iya. Aku merindukanmu dalam tangisku.
Aku merindukanmu dalam kebencianku.
Aku merindukanmu dalam caci makiku.
Seandainya bisa memilih.
Aku tidak ingin tau.
Apapun.
Aku tidak ingin tau semua kebohongan itu.
Aku tidak ingin tau semua kepura-puta-an itu.
Aku tidak ingin tau perselingkuhan itu.
Aku tidak ingin tau.
Tidak ingin tau bahwa kamu ada di dunia ini.
Bisakah?
Bisakah aku meminta bahwa aku tidak pernah merasakan luka ini.
Bisakah aku meminta untuk tidak pernah mengenalmu?
Karna saat malam berganti pagi, dan aku terjaga...
Yang aku ingat hanya..
Aku memandang wajahmu dalam tidurmu.
Sendu.
Bisakah aku melupamu.
Secepat kau mencari penggantiku.
Bonekamu.
4.21 am
Alasan kenapa aku menulis ini
Karna, itu.