Tidak tau pasti apa yang membuatku terjaga.
Perasaan-perasaan itu.
Ketakutan-ketakutan itu.
Bahkan kerinduan-kerinduan itu.
Semuanya berbaur, menjadi kemungkinan-kemungkinan yang menjadi sebab dan akibat.
Iya. Aku terlalu banyak berpikir.
Memikirkan bagaimana jika.
Memikirkan, mungkinkah?
Atau, apakah sebenarnya..?
Iya. Aku terlalu banyak berpikir.
Seperti mendulang air laut dan menjadikannya air tawar.
Tidak akan pernah selesai.
Seperti menghitung bintang.
Menghitung pasir di pantai.
Bahkan seperti menunggu ombak berhenti selamanya.
Apakah mungkin?
Apakah aku merindukanmu?
Berbicara disetiap malam,
Menuangkan semua gundah, resah, ketakutanku.
Melupakan semua kesedihan karna aku bahagia dengan hadirmu.
Apakah aku merindukanmu?
Yang memberikan kata-kata penguat asa.
Yang kadang membuatku berharga bahwa aku dicinta.
Membuatku berarti bahwa aku ada.
Dan aku bahagia.
Apakah aku merindukanmu?
Merindukan tawa kita.
Yang sekarang menjadi tawamu dan tawanya.
Entahlah. Akupun tak mengerti.
Kenapa hidup menjadi serumit ini.
Aku kehilangan.
Segalanya.
Aku merindukan.
Semuanya.
Mungkin.
Mungkin saja.
Aku tidak merindukanmu.
Aku hanya merindukan kenangan.
Kenangan dimana aku merasakan bahagia.
Bisa tertawa, merasakan cinta.
Walau meski hanya sementara.
Aku sudah berjalan sejauh ini.
Salahku meninggalkan bahagia tak bersamaku.
Tapi aku tak mungkin kembali dan menjemputnya.
Aku harus menemukannya.
Kebahagian yang baru.
Didepan sana.
Meski harus menghitung bintang dan menantikan ombak berhenti.
Aku akan terus berjalan.
Meski tanpamu.
Ah.
Lagi-lagi kamu.
Aku selalu lupa bahwa aku membencimu.
Sama lupanya bahwa dihidupku pernah ada sosok sepertimu.
I can't sleep.
I can't sleep.
I can't sleep.
I lost my pill. Like, I lost you.
Or, i never had it (or you) before.
I trying hard to moving on.
And you know that.
Its not about you.
0 komentar:
Posting Komentar